 |
suranistyrofoam.blogspot.com |
Jenis-jenis sampah
Sampah
organik/kompos yaitu sampah yang cepat membusuk secara biologis, misalnya sisa
makanan.
Sampah
anorganik yaitu sampah yang tidak dapat membusuk,
misalnya Styrofoam.
Sampah
B3 (bahan
berbahaya dan beracun), misalnya bahan kimia beracun.
Pada umumnya,
sebagian besar sampah yang dihasilkan di Indonesia merupakan sampah basah,
yaitu mencakup 60-70% dari total volume sampah. Oleh karena itu pengelolaan
sampah yang terdesentralisasi sangat membantu dalam meminimalisir sampah yang
harus dibuang ke tempat pembuangan akhir. Pada prinsipnya pengelolaan sampah
haruslah dilakukan sedekat mungkin dengan sumbernya. Selama ini pengelolaan
persampahan, terutama di perkotaan, tidak berjalan dengan efisien dan efektif
karena pengelolaan sampah bersifat terpusat. Misalnya saja, seluruh sampah dari
kota Jakarta harus dibuang di TPA Bantar Gebang Bekasi. Dapat dibayangkan
berapa ongkos yang harus dikeluarkan untuk ini. Belum lagi, sampah yang
tercampur antara basah dan kering. Padahal, dengan pengelolaan sampah yang
dimulai dari tingkat lingkungan terkecil, seperti RT atau RW, dengan membuat
pemisahan dan pemanfaatan seperti dijadikan kompos, secara tidak langsung akan
mengurangi volume sampah yang menumpuk di TPA.
Sampah menjadi masalah..
Bagaimana kehidupan
masyarakat kita ke depan, jika persoalan sampah tidak segera diselesaikan.
Permasalahan sampah bukan hanya berdampak pada persoalan lingkungan, tetapi
juga telah menimbulkan kerawanan sosial dan bencana kemanusiaan. Bebagai kasus
seperti di Bantar Gebang, Bojong Gede dan Leuwi Gajah, mengingatkan kita bahwa
persoalan sampah bukan hal yang sepele. Lalu, apa yang dapat kita lakukan agar
sampah tidak menggunung dan membuat lingkungan tidak sehat? Ada beberapa hal
kreatif dan efektif yang bisa dilakukan yaitu penerapan prinsi 3R : Reduse
(mengurangi), Re-use (memakai kembali), Recycle (mendaur ulang).
System pengelolaan sampah
Ada beberapa
cara pembuangan sampah? Secara garis besar ada tiga cara yaitu : cara kimiawi
melalui pembakaran, cara fisik melalui pembuangan ke TPA dan cara biologis
melalui pengomposan. Yang lazim dilakukan untuk sampah dalam jumlah besar
adalah dengan cara fisik.
Secara umum, di
negara Utara atau di negara Selatan, sistem untuk penanganan sampah organik
merupakan komponen-komponen terpenting dari suatu sistem penanganan sampah
kota. Sampah-sampah organic seharusnya dijadikan kompos, vermin-kompos
(pengomposan dengan cacing) atau dijadikan makanan ternak untuk mengembalikan
nutrisi-nutrisi yang ada ke tanah. Hal ini menjamin bahwa bahan-bahan yang
masih bisa didaur ulang tidak terkontaminasi, yang merupakan kunci ekonomis
dari suatu alternative pemanfaatan sampah. Daur ulang sampah menciptakan lebih
banyak perkerjaan per ton sampah dibandingkan dengan kegiatan lain dan menghasilkan
aliran material yang dapat mensuplai industry.
Bagaim)ana penanganan
sampah di TPA?
TPA sering juga
disebut landfill, yaitu tempah pembuangan yang memiliki dasar impermeable
(tidak tembus air) sehingga sampah yang diletakan di atasnya tidak akan menyerap
ke dalam tanah sehingga tidak mencemari air tanah dan tanah disekitarnya.
Sampah-sampah yang datang diletakan secara berlapis, dipadatkan dan ditutupi
dengan tanah liat untuk mencegah datangnya hama dan sebagai penghilang bau. TPA
umumnya dibuat untuk bisa menampung sampah selama jangka waktu beberapa tahun.
Apa itu insinerator?
Insinerator
adalah perangkat pembakar sampah yang efisien dan bisa mengurangi polusi udara.
Insinerator yang baik memiliki sistem penangkal pencemar udara di cerobongnya
(walau tetap menyebabkan pencemaran udara) dan sanggup mengurangi volume sampah
sampai 80% seusai dibakar.
3R (Re-duse, Re-use, Re-cycle)
Dalam hal ini maksudnya adalah mengurangi setiap material yang
menyebabkan sampah anorganik atau sampah yang tidak dapat terurai secara biologis.
Dapat melakukan hal-hal berikut:
·
Membawa tas belanja sendiri
untuk mengurangi sampah kantong plastik pembungkus barang belanja.
·
Memilih membeli yang dapat
diisi ulang (kemasan isi ulang).
·
Membeli keperluan dalam paket
yang memiliki packaging besar, disbanding yang berukuran kecil.
- RE-USE (MENGGUNAKAN
KEMBALI)
Pemanfaatan untuk menggunakan kembali barang yang sekiranya dapat
dipergunakan kembali dari pada dibuang. Dapat melakukan hal-hal berikut:
·
Menggunakan kembali botol air
minuman yang telah kita beli.
·
Memanfaatkan kembali kantong
plastik untuk dipergunakan pada keperluan yang lain.
·
Pemanfaatan kain bekas atau
limbah untuk kerajinan tangan ataupun untuk dibuat keperluan lain.
RECYCLE yaitu memanfaatkan kembali sampah yang telah mengalami
proses pengolahan. Daur ulang sendiri memang tidak mudah, karena dibutuhkan
teknologi dan penanganan khusus. Dapat melakukan hal-hal berikut:
·
Mengolah bahan berdasar kertas
(Koran, majalah dll) yang dijadikan bubur kertas untuk dibuat kertas daur
ulang.
·
Pengolahan limbah logam dan
kaleng.
·
Pengolahan limbah Styrofoam
untuk dijadikan clay Styrofoam ( seperti yang telah dilakukan Surani
Styrofoam).
Jangan
membakar sampah sembarangan!
Mengapa?
Karena
sampah terdiri dari berbagai bahan yang belum tentu aman. Bahan seperti kaleng
aerosol dapat meledak jika terkena panas, sedangkan bahan plastik, karet dan
Styrofoam dapat menghasilkan gas yang menimbulkan kangker jika dibakar! Bila
pembakaran tidak dapat dihindari, pastikan yang dibakar hanyalah sampah
organik, lakukan jauh dari pemukiman dan kerumunan warga.
Pengertian dan Fungsi Peripheral Komputer
SOAL SOAL UAS GANJIL SEJARAH KELAS X