Minggu, 20 Desember 2015

Jenis jenis sampah dan cara mengatasinya

suranistyrofoam.blogspot.com
Jenis-jenis sampah
Sampah organik/kompos  yaitu sampah yang cepat membusuk secara biologis, misalnya sisa makanan.
Sampah anorganik  yaitu sampah yang tidak dapat membusuk, misalnya Styrofoam.
Sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun), misalnya bahan kimia beracun.
                Pada umumnya, sebagian besar sampah yang dihasilkan di Indonesia merupakan sampah basah, yaitu mencakup 60-70% dari total volume sampah. Oleh karena itu pengelolaan sampah yang terdesentralisasi sangat membantu dalam meminimalisir sampah yang harus dibuang ke tempat pembuangan akhir. Pada prinsipnya pengelolaan sampah haruslah dilakukan sedekat mungkin dengan sumbernya. Selama ini pengelolaan persampahan, terutama di perkotaan, tidak berjalan dengan efisien dan efektif karena pengelolaan sampah bersifat terpusat. Misalnya saja, seluruh sampah dari kota Jakarta harus dibuang di TPA Bantar Gebang Bekasi. Dapat dibayangkan berapa ongkos yang harus dikeluarkan untuk ini. Belum lagi, sampah yang tercampur antara basah dan kering. Padahal, dengan pengelolaan sampah yang dimulai dari tingkat lingkungan terkecil, seperti RT atau RW, dengan membuat pemisahan dan pemanfaatan seperti dijadikan kompos, secara tidak langsung akan mengurangi volume sampah yang menumpuk di TPA.
Sampah menjadi masalah..
                Bagaimana kehidupan masyarakat kita ke depan, jika persoalan sampah tidak segera diselesaikan. Permasalahan sampah bukan hanya berdampak pada persoalan lingkungan, tetapi juga telah menimbulkan kerawanan sosial dan bencana kemanusiaan. Bebagai kasus seperti di Bantar Gebang, Bojong Gede dan Leuwi Gajah, mengingatkan kita bahwa persoalan sampah bukan hal yang sepele. Lalu, apa yang dapat kita lakukan agar sampah tidak menggunung dan membuat lingkungan tidak sehat? Ada beberapa hal kreatif dan efektif yang bisa dilakukan yaitu penerapan prinsi 3R : Reduse (mengurangi), Re-use (memakai kembali), Recycle (mendaur ulang).
System pengelolaan sampah
                Ada beberapa cara pembuangan sampah? Secara garis besar ada tiga cara yaitu : cara kimiawi melalui pembakaran, cara fisik melalui pembuangan ke TPA dan cara biologis melalui pengomposan. Yang lazim dilakukan untuk sampah dalam jumlah besar adalah dengan cara fisik.
                Secara umum, di negara Utara atau di negara Selatan, sistem untuk penanganan sampah organik merupakan komponen-komponen terpenting dari suatu sistem penanganan sampah kota. Sampah-sampah organic seharusnya dijadikan kompos, vermin-kompos (pengomposan dengan cacing) atau dijadikan makanan ternak untuk mengembalikan nutrisi-nutrisi yang ada ke tanah. Hal ini menjamin bahwa bahan-bahan yang masih bisa didaur ulang tidak terkontaminasi, yang merupakan kunci ekonomis dari suatu alternative pemanfaatan sampah. Daur ulang sampah menciptakan lebih banyak perkerjaan per ton sampah dibandingkan dengan kegiatan lain dan menghasilkan aliran material yang dapat mensuplai industry.
Bagaim)ana penanganan sampah di TPA?
                TPA sering juga disebut landfill, yaitu tempah pembuangan yang memiliki dasar impermeable (tidak tembus air) sehingga sampah yang diletakan di atasnya tidak akan menyerap ke dalam tanah sehingga tidak mencemari air tanah dan tanah disekitarnya. Sampah-sampah yang datang diletakan secara berlapis, dipadatkan dan ditutupi dengan tanah liat untuk mencegah datangnya hama dan sebagai penghilang bau. TPA umumnya dibuat untuk bisa menampung sampah selama jangka waktu beberapa tahun.
Apa itu insinerator?
                Insinerator adalah perangkat pembakar sampah yang efisien dan bisa mengurangi polusi udara. Insinerator yang baik memiliki sistem penangkal pencemar udara di cerobongnya (walau tetap menyebabkan pencemaran udara) dan sanggup mengurangi volume sampah sampai 80% seusai dibakar.
3R (Re-duse, Re-use, Re-cycle)


  • REDUCE (MENGURANGI)
Dalam hal ini maksudnya adalah mengurangi setiap material yang menyebabkan sampah anorganik atau sampah yang tidak dapat terurai secara biologis. Dapat melakukan hal-hal berikut:
·         Membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi sampah kantong plastik pembungkus barang belanja.
·         Memilih membeli yang dapat diisi ulang (kemasan isi ulang).
·         Membeli keperluan dalam paket yang memiliki packaging besar, disbanding yang berukuran kecil.
  • RE-USE (MENGGUNAKAN KEMBALI)
Pemanfaatan untuk menggunakan kembali barang yang sekiranya dapat dipergunakan kembali dari pada dibuang. Dapat melakukan hal-hal berikut:
·         Menggunakan kembali botol air minuman yang telah kita beli.
·         Memanfaatkan kembali kantong plastik untuk dipergunakan pada keperluan yang lain.
·         Pemanfaatan kain bekas atau limbah untuk kerajinan tangan ataupun untuk dibuat keperluan lain.

  • RECYCLE (DAUR ULANG)
RECYCLE yaitu memanfaatkan kembali sampah yang telah mengalami proses pengolahan. Daur ulang sendiri memang tidak mudah, karena dibutuhkan teknologi dan penanganan khusus. Dapat melakukan hal-hal berikut:
·         Mengolah bahan berdasar kertas (Koran, majalah dll) yang dijadikan bubur kertas untuk dibuat kertas daur ulang.
·         Pengolahan limbah logam dan kaleng.
·         Pengolahan limbah Styrofoam untuk dijadikan clay Styrofoam ( seperti yang telah dilakukan Surani Styrofoam).
Jangan membakar sampah sembarangan!
Mengapa?
        Karena sampah terdiri dari berbagai bahan yang belum tentu aman. Bahan seperti kaleng aerosol dapat meledak jika terkena panas, sedangkan bahan plastik, karet dan Styrofoam dapat menghasilkan gas yang menimbulkan kangker jika dibakar! Bila pembakaran tidak dapat dihindari, pastikan yang dibakar hanyalah sampah organik, lakukan jauh dari pemukiman dan kerumunan warga.

Pengertian dan Fungsi Peripheral Komputer

SOAL SOAL UAS GANJIL SEJARAH KELAS X

Tidak ada komentar:

Posting Komentar